MAGETAN KUMANDANG WISATA RELIGI
“MAMOTS”
(MAGETAN MUJAHADAH ON THE SPOT)
Menguak kembali peradaban dan penyebaran Islam di Magetan Selatan
Yang di penuhi rasa perjuangan dan keikhlasan
Dengan ketabahan memikul amanah besar
Membangun ajaran Tauhid (Islam) di atas tanah terjal di tengah hutan jati
Mengharap Ridho ALLAH………dan Ma’rifatullah!!
Masjid Kuno “At Taqwa” Godekan Ds.Tamanarum Kec.Parang – Kab.Magetan
(Situs Sejarah Purbakala Nasional)
(Situs Sejarah Purbakala Nasional)
(Pintu gerbang Masjid Kuno"At-Taqwa") |
v Sejarah Singkat
Bermula dari kejayaan kerajaan Mataram Islam yang menguasai hampir separuh nusantara. Ikut melakukan berjuangan melawan penjajah Belanda dan berperan sebagai pusat penyebaran Islam khususnya di tanah Jawa pada abad 17 dan nusantara pada umumya. Pada akhir abad 17 dikirimlah para utusan dan para santri untuk hijrah di sebuah wilayah sebelah timur Gunung Lawu untuk berdakwah menyebarkan ajaran Islam. Kemudian dari situlah dakwah Islam mulai menyebar ke wilayah selatan Magetan. Kyai Imam Nawawi adalah salah satu orang yang diberi amanah untuk babat (Memulai) di perkampungan sebelah selatan di tengah-tengah lebatnya Hutan Jati pada permulaan tahun 1800 an.
Serambi Masjid At Taqwa |
Tentang dari mana beliau berasal dan dari keturunan siapa beliau dilahirkan kurang begitu jelas. Menurut keterangan dari bapak Kyai Hamid (Imam Masjid sekarang), semua Kyai masjid ini mempunyai ikatan keluarga dari keturunan Jurangmangu Magetan yang berasal dari Mataram. Ketidakjelasan perjalanan sejarah Kyai Imam Nawawi ini di sebabkan oleh adanya terputusnya mata rantai keturunan dan sikap apatisnya masyarakat terhadap situs budaya serta penghargaan terhadap jasa para leluhur yang telah menyebarkan Islam di wilayah selatan magetan pada umumnya. Selain itu juga tidak didukung oleh adanya data kongkret dan bukti sejarah yang menulis tentang keberadaan beliau pada masa itu.
Kulah Masjid At Taqwa |
Namun dibalik kesamaran identitas beliau, Selain membangun Masjid sebagai pusat penyebaran Islam Kyai H. Imam Nawawi juga telah menulis beberapa karya tulis yaitu beberapa Kitab Kuno yang berasal dari tulisan tangan beliau sendiri dengan menggunakan huruf Arab pegon. Serta karya terakhir berupa Kitab Suci Al Qur’an yang beliau tulis sendiri dan selesai pada tahun 1247 H atau 1826 M. Sayangnya beberapa Kitab Kuno dan Kitab Suci Al Qur’an tulisan tangan itu kurang terawat dengan baik serta banyak lembaran diantaranya sudah lapuk dimakan usia. Peninggalan yang lain yaitu 4 lusin piring buatan Cina yang tersimpan dalam almari kuno yang terbuat dari jati tua peninggalan Kyai Sulaiman, menurut keterangan piring-piring tersebut digunakan Kyai untuk menjamu jama’ah pada saat merayakan Hari Besar Islam.
Sebagai generasi muda yang peduli terhadap karya dan jasa para Ulama’ yang telah menyebarkan ajaran Islam di Kabupaten Magetan, sudah sepantasnya kita merawat dan mempelajari karya beliau untuk bekal peningkatan keimanan dan ketaqwaan generasi muda saat ini. Dengan semangat Magetan Kumandang Wisata Religi mari kita kenalkan dan kita promosikan lewat media Blog ini kepada masyarakat luas bahwa magetan mempunyai sejarah emas tentang kejayaan Islam masa lalu yang patut kita bangun kembali.
v Profil Masjid
Sumur Tua Masjid At Taqwa |
Secara Arkeologis diperkirakan Masjid Kuno “At Taqwa” Godekan dibangun sekitar awal abad 18 M. Menurut Kyai Hamid, masjid ini berdiri pada tahun 1850 M dan saat ini beliau sendiri terhitung sebagai Kyai generasi ke IV. Bangunan masjid sebagian besar berasal dari papan kayu bahkan atap masjid juga berasal dari kayu. Luas area masjid sekitar 20 meter persegi sedangkan luas bangunan masjid seluas 8 x 10 meter. Didepan halaman masjid sebelah utara terdapat Sumur tua yang saat ini dalam kondisi tertutup, meski terkadang ada peziarah yang meminta izin untuk mengambil air dan mengkonsumsinya. Selain itu di sebelah sisi utara Masjid terdapat Kulah atau kolam yang pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat wudhlu jama’ah putra dan Kulah atau kolam sebelah selatan yang saat ini dalam kondisi rusak digunakan oleh jama’ah putri. Ciri khas dari masjid ini juga tampak pada pohon sawo yang sudah berusia kurang lebih 100 tahun hidup di sekitar Masjid, saat ini tinggal dua pohon yang tersisa di halaman depan masjid. Menurut beberapa pakar sejarah Pohon Sawo melambangkan kerabat Mataram atau sebagai simbol dari murid-murid KI Ageng Pengging.
Pilar Utama Masjid At Taqwa |
v Kegiatan Keagamaan
Rutinitas jama’ah sholat lima waktu sangat terjaga di masjid sebagai ibadah utama. Agenda rutin lainya adalah Ta’lim yang dilakukan secara bergantian setelah Jama’ah Sholat Shubuh dan Maghrib. Kegiatan Musyawarah mingguan juga dilakukan oleh beberapa jama’ah setiap malam Rabu, selain musyawarah bulanan warga sekitar Masjid. Kegiatan ritual mujahadah juga diadakan setiap malam Jum’at jam 24.00 WIB, khusus pada malam Jum’at legi ritual mujahadah dilaksanakan ba'da Jama’ah Sholat Isya’. Selain itu Ta'mir Masjid At Taqwa juga memanfaatkannya sebagai tempat utama dalam Peringatan Hari Besar Islam.
Lokasi Makam Kyai H. Imam Nawawi
(Pendiri Masjid Kuno At Taqwa)
(Pendiri Masjid Kuno At Taqwa)
Makam Kyai Imam Nawawi (paling kiri) |
Silsilah Imam Masjid Kuno Godekan:
a. Kyai H. Imam Nawawi (Pendiri pertama / Generasi I)
b. Kyai H. Sulaiman (Keponakan Kyai H Imam Nawawi / Generasi II)
c. Kyai Imam Mughni (Keponakan Kyai Sulaiman / Generasi III)
d. Kyai Hamid (Anak dari Kyai Imam Mughni / Generasi ke IV)
Makam Inggil |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar